Selamat Datang Bagi Para Pecinta, yang Bersedia Menumbuh-Suburkan Cinta Demi Kedamaian di Dunia Ini!

Jumat, November 05, 2010

Senangkanlah Hatimu

 
Kehidupan ini sangat penuh dengan warna-warni, ada cerah, sejuk, kelabu, gelap, semua warna membentuk nuansa yang senantiasa membuat hidup ini menjadi sangat dinamis. Setiap saat dan setiap waktu kondisi hati senantiasa berubah. Kadang sedih, kadang gembira, kecewa, harap, dan gelisah, semuanya pasti pernah kita rasakan. Seorang manusia mudah sekali khilaf sehingga sering terlalu larut dalam suatu keadaan dan membuantya mengalami kerugian dalam batiniahnya. Oleh karena itu, Allah Swt. dalam Al Qur’an menyuruh kita sebagai sesama muslim untuk saling menasehati bila dalam kesesatan dan untuk menambah kasih sayang di antara kita sebagai satu keluarga besar Islam.

Maka senangkanlah hatimu!

Dianalogikan sebuah rumah tangga (keluarga) ketika dia menjalani kehidupan awal berumah tangga merasakan suatu cinta yang indah. Akan tetapi, ketika sudah beranak-pinak, banyak masalah dan pernah terjadi cek-cok suami-istri, benarkah rasa cinta itu berkurang atau pupus? Menurut orang tua kita, itulah bumbu kehidupan rumah tangga. Bumbu yang sakinah mawadah wa rahmah.

Jadi, wahai sahabatku! Jika engkau merasa lelah, hatimu kacau, dan….beruntunglah karena berarti engkau mendapatkan bumbu-bumbunya perjuangan iman. Engkau tidak boleh lari dari masalahmu. Hadapilah dengan jiwa besarmu. Ubahlah persepsimu terhadapnya. Carilah hikmah sebanyak-banyaknya. Mengeluh adalah wajar dan manusiawi sekali karena kita adalah manusia yang diciptakan dalam keluh kesah. Janganlah engkau gusar.

Jika engkau jadi orang kaya, senangkanlah hatimu! Karena di hadapanmu terbentang kesempatan untuk mengerjakan yang sulit-sulit. Perbuatanmu disyukuri orang. Engkau beroleh pujian di mana-mana. Engkau menjadi mulia, tegakmu teguh. Di hadapanmu terbentang permadani pujian, sebab nanti engkau beroleh kebesaran dan kemerdekaan.

Jika engkau fakir-miskin, tetap senangkanlah hatimu! Karena engkau telah terlepas dari penyakit jiwa, penyakit kesombongan yang banyak menimpa orang kaya, sebab tidak ada orang yang mempunyai hasad, iri, dan dengki terhdapmu lagi lantaran kemiskinanmu. Kafakiran adalah nikmat yang tidak ada jalan bagi orang lain untuk berkecil hati dan tidak ada pintu kebencian dari orang lain kecuali dari orang kaya yang sombong.

Jika engkau masih muda remaja, senangkanlah hatimu! Karena pohon pengharapanmu masih subur, dahan-dahannya masih indah dan rimbun. Tujuan kenang-kenangan masih jauh. sebab usiamu masih muda, mudahlah bagimu menjadikan mimpi-mimpi menjadi kenyataan atau kejadian sebenarnya.

Jika engkau tua nanti, senangkan pula hatimu! Karena engkau telah terlepas dari medan perjuangan yang sengit dan telah beroleh ilmu yang dalam di sekolah kehidupan. Engkau telah tahu firasat, mengerti gerak-gerik manusia, dan tahu ke mana tujuan yang akan ditempuhnya. Maka dari itu, segala macam pekerjaan yang dikerjakan, jika engkau suka, akan membawa lebih banyak faedah dan terhindar dari bahaya. Satu detik dari usiamua di masa tua lebih mahal harganya daripada bertahun-tahun pada waktu muda, sebab sudah semuanya engkau lalui dengan pandangan yang terang dan pengalaman pahit.

Kalau badanmu sehat, senangkanlah hatimu! Tandanya telah nyata pada dirimu kekayaan Tuhan dan kemuliaan nikmat-Nya, lantaran badan yang sehat adalah mudah bagi kalian mendaki bukit kesusahan dan menempuh padang kesulitan.

Kalau badanmu sakit, senangkanlah pula haatimu! Karena sudah nyata bagimu bahwa engkau adalah medan tempat perjuangan di antara dua alam yang dijadikan Tuhan, kesembuhan mesti datang sesudah perjuangan itu, bak kesembuhan dunia ataupun kesembuhan yang sejati.

Kalau engkau menjadi orang luar biasa, senangkanlah hatimu! Karena pada tubuhmu telah nyata cahaya yang gilang-gemilang, tanda Tuhan selalu melihat engkau dengan tenang sehingga menimbulkan kesuburan dalam fikiranmu, dilihat-Nya otakmu sehingga cerdas, dilihat-Nya tanganmu sehingga jadi azimat, dilihat-Nya suaramu sehingga jadi sihir. Bagi orang lain, perkataan yang keluar dari tiap-tiap suku kalimat yang keluar dari mulutnya hanya menjadi tanda hidup saja. Akan tetapi, bagimu menjadi cahaya yang berapi-api dan bersemangat, bisa membakar, mendinginkan, memuliakan, atau menghinakan sehingga engkau bisa berkuasa dan berkata kepada alam, “ADA-lah…maka dia pun ADA.”

Namun, jika engkau dilupakan orang lain, tetap senangkanlah hatimu! Karena lidah tidak banyak yang mencelamu, tidak ada orang lain yang dengki kepadamu, tidak ada yang meniatkan jatuhmu, mata tidak banyak memandangmu.

Kalau engkau dicintai orang yang engkau cintai, senangkanlah hatimu! Tandanya hidupmu telah berharga, tandanya engkau telah masuk daftar anak Bumi  yang terpilih. Tuhan telah memperlihatkan belas kasih-Nya kepadamu lantaran pergaduhan hati kepada makhluk.  Dua jiwa di seberang masyik dan maghrib telah terkungkung dalam satu perasaan dalam lindungan Tuhan. Di sanalah waktunya engkau mengetahui rahasia perjalanan matahari di falak, ketika fajarnya dan terbenamnya. Tandanya Tuhan telah membisikkan ke telingamu nyanyian alam ini. Dua jiwa berenang di laut khayal di waktu orang lain surut. Keduanya berdamai di dalam kesukaan dan ketenteraman, bersenda gurau di waktu bersunguh-sungguh.

Namun, jika engkau mencintai, tetapi cintamu tidak berbalas, tetap senangkanlah hatimu! Karena sesunguhnya orang yang mengusir akan jatuh kasihan dan ingin kembali kepada orang yang diusirnya. Setalah jauh dari matanya dia akan cinta dengan cinta yang lebih tinggi derajatnya daripada cinta lantaran hawa nafsu. Terpencil jauh membawa keuntungan insyaf, kebencian meruncingkan cita-cita dan membersihkan perbuatan sehingga hati menjadi bersih laksana bejana kaca berisi air yang kekal dari anugerah Tuhan. Karenanya, engkau akan beroleh juga kelak cinta itu, kalau tidak ada insan akan ada yang lebih dari insan. Bersedialah untuk menyuburkan cinta walau bagaimana besarnya tanggunganmu karena cinta memberi dan menerima. Cinta itu gelisah, tetapi membawa tenteram. Cinta itu mesti lalu di hadapanmu tapi engkau tidak tahu bila dilalunya. Hendaknya engkau menjadi orang besar, kalau tidak maka engkau akan mendapatkan cinta yang rendah dan murah. Kalian akan menjadi pencium Bumi, kalian akan jatuh ke tanah.

Merasalah tenteram selalu, senangkanlah hatimu akan semua keadaanmu karena pintu bahagia dan ketenteraman itu amat banyak dan tak terbilang, sementara kesulitan dalam perjalanan hidup kian menit kian baru.

(Sumber: Buletin “Nuansa” 1998)


2 komentar:

  1. puncak kenikmatan adalah cinta. puncak cinta adalah penghambaan. dan, puncak pengabdian tertinggi hanya kepada allah aza wa jalla.

    setiap orang selalu mendamba kedamaian dan kenikmatan, lucunya, justru semakin menjauhi cara-cara menuju cinta yang sesungguhnya.

    BalasHapus
  2. Salwangga, wah...dalem nih komennya. makasih yah...membuatku tambah merenung.

    BalasHapus

Untaian kata darimu selalu kunantikan.