Dalam suatu pengajian, Rasulullah saw.
menyampaikan ceramahnya mengenai hikmah manusia hidup. Ada sepuluh hal yang
patut menjadi perhatian seseorang, baik di Bumi maupun di langit.
Belum dianggap mukmin sejati selagi
dia belum menyambung tali silaturahmi.
Begitu pula belum dianggap silaturahmi sebalum dia menjadi muslim, dan belum dianggap muslim sebelum orang lain merasa aman dari gangguan tangan
serta lidahnya.
Belum dipandang muslim sebelum ‘alim (berilmu). Bukan seorang yang ‘alim
jika dia tidak mengamalkan ilmunya.
Juga belum dianggap mengamalkan ilmu sebelum dia menjadi zuhud (tidak cinta dunia). Belum menjadi zuhud sebelum mewakili
sifat wara’ (penuh kehati-hatian dalam
upaya taat kepada Allah). Belum menjadi wara’ sebelum dia tawadhu (rendah hati). Belum bisa menjadi
tawadhu dia sehingga dia mengenal betul
siapa dirinya. Belum akan mampu mengenal betul siapa dirinya sebelum dia mampu mengontrol setiap perkataannya.
Selanjutnya Rasulullah saw.
mengingatkan bahwa ada sepuluh golongan dari umatnya yang sebenarnya kafir,
tetapi merasa dirinya muslim, yaitu (1) pembunuh tanpa hak, (2) tukang sihir,
(3) orang yang menjual kehormatan istrinya untuk kepentingan dirinya, (4) orang
yang enggan membayar zakat, (5) pecandu menuman keras, (6) orang yang sudah
mampu berhaji, tetapi tidak melaksanakannya, (7) penyebar fitnah, (8) orang
yang menyelundupkan senjata kepada musuh, (9) orang yang bersenggama lewat
dubur, dan (10) orang yang mengawini muhrimnya sendiri.
(Sumber:
Buletin “Nuansa”, 1998)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untaian kata darimu selalu kunantikan.