Selamat Datang Bagi Para Pecinta, yang Bersedia Menumbuh-Suburkan Cinta Demi Kedamaian di Dunia Ini!

Rabu, Desember 01, 2010

Takmau Kufur Nikmat



 
Semua manusia pasti ingin menjalani kehidupan di dunia ini dengan lurus dan lancar seperti jalan tol; kecil dimanja, muda hura-hura dan mati masuk syurga. Namun, ternyata hidup tidak semulus itu. Takbisa kupungkiri, kadang aku merasakan pahitnya kehidupan dengan ujian yang menimpaku ini. Dengan kaca mata kelewat buram, aku melihat masa depanku begitu gelap. …….kadang aku merasa takkuasa lagi menapaki hari depanku, seolah kehidupanku akan berakhir sampai di sini. Hidup segan, mati pun takmau.

Kadang sempat pula terpikir tentang kematian. Bagaimana kalau aku mati? Apa yang akan terjadi setelah kematianku? Di kuburan pasti gelap dan sepi tanpa teman. Sedang di dunia, meski harus menghadapi kenyataan pahit, tetapi setidaknya aku masih bisa ngobrol dan curhat sama teman. Yah, kematian lebih sederhana memang, tinggal bagaimana pertanggungjawaban si mati dengan Sang Khalik, tetapi berani hidup berarti harus menghadapi segala rintangan dan problematikanya. Siap menghadapi cacian dan makian, siap merasakan kepahitan, nestapa dan tangisan. Akan tetapi, akhirnya aku memilih untuk berani hidup, meski apa pun yang terjadi.

Setelah sekian tahun bergelut dengan masalahku ini, ternyata aku tetap baik-baik saja. Mungkin inilah jalan yang Allah tetapkan buatku. Skenario Allah tidak mungkin salah, Allah tidak mungkin dzalim kepada hamba-hamba-Nya. Aku mencoba flasback ke masa kecilku. Sedari kecil aku biasa dimanja oleh orang tua lalu merasa kalah dalam hidup ketika problem semakin bertambah seiring bertambahnya bilangan umurku. Menangis sudah sering aku lakukan, semantara teman curhat yang tepat belum aku temukan. Aku hanya mampu curhat lewat buku harian. Aku bersyukur masih punya Tuhan sehingga lewat tahajudlah aku tumpahkan segala kepenatan dan kepedihan hatiku.

Seiring berjalannya sang waktu, aku terus menggali hikmah dari perjalanan hidupku hingga sampai pada suatu kesadaran bahwa ternyata problematika kehidupan adalah bagian dari cara Allah men-tarbiyah diriku, mendidik diri ini menjadi pribadi yang tangguh, pantang mengeluh. Tidak aku pungkiri, dulu memang pernah sedikit menyesali mengapa aku dibesarkan oleh orang tua dengan kemanjaan sementara aku sadar kalau ternyata kemanjaan tidak pernah membantuku menyelesaikan masalah. Kini aku tidak lagi menyalahkan orang tua. Semua manusia tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi orang tuanya dan anak pun tidak bisa memesan akan dididik dengan cara seperti apa. Orang tua memiliki cara tersendiri untuk menunjukkan kasih sayang dan mendidik anak-anaknya. Begitupun Allah, Dia akan men-tarbiyah hamba-Nya dengan cara-Nya. Ujian hidup bagiku adalah bagian dari cara Allah men-tarbiyah diriku sekaligus mengukur kualitas dan ketakwaanku kepada Allah Swt.

Nikmat mana lagi yang akan aku dustakan? Mengingat hal ini, kadang air mataku mengalir. Sedihku bukan lagi karena kemelut hidup, tetapi karena menghitung segala nikmat Allah Swt. yang belum mampu aku syukuri.Mungkin itulah sifat dasar manusia, ketika diberi nikmat tidak pernah berfikir, "Mengapa aku mendapatkan kenikmatan ini? Pantaskan aku mendapatkan kenikmatan ini?" Namun, ketika mendapatkan kepedihan dan ujian hidup, langsung bertanya, "Mengapa aku harus menerima semua ini? Apa dosaku sehingga aku mendapatkan semua kepedihan dan ujian hidup ini?"

Dalam keheningan aku berdoa, “Ya Allah, begitu banyak nikmat yang telah Engkau limpahkan kepada hamba yang belum mampu hamba syukuri. Bahkan hamba selama ini terlalu sibuk menyesali diri, seolah keadilan-Mu tidak berpihak kepada diri ini. Na’udzubillahi min dzalik. Padahal dibandingkan dengan kenikmatan dari-Mu, ujian yang Engkau berikan jauh lebih sedikit. Engkau baru menguji hamba dengan 1-10 ujian, padahal nikmat-Mu telah bermilyar-milyar Engkau limpahkan. Ampuni hamba ya Allah! Hamba tidak mau menjadi kufur terhadap nikmat-Mu.” Amin. @@@

Terkadang (bahkan sering) kita mengeluh untuk hal-hal yang seharusnya kita syukuri. Coba lihat gambar-gambar di bawah ini …


Maka ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
(QS Al Baqarah, 2: 152)

hayooo....sapa yang ga doyan sayur??
Dan diberinya kamu rezeki yang baik-baik agar kamu bersyukur. (QS Al Anfal, 8 : 26)
beruntunglah kita msh bisa pake sandal atau sepatu buatan pabrik mskipun bulan merek terkenal
Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah
disyukuri. (QS Al Insan, 76 : 22)
gemuk itu sehat jeng, hehehehehe...
Ini adalah sebagian anugerah Tuhan-Ku, untuk mengujiku apakah aku
bersyukur atau kufur (QS An Naml, 27 : 40)

harusnya seneng dunk bisa maen terus!!!
Adapun terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau menyebut-
nyebutnya (dengan bersyukur). (QS Adh Dhuha, 93: 11)
beruntungnya kita masih punya orangtua
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan,
dan hati, supaya kamu bersyukur. (QS An Nahl, 16 : 78)


Bagaimana kamu mengkufuri (tidak mensyukuri nikmat) Allah, padahal tadinya
kamu tiada, lalu kamu dihidupkan, kemudian kamu dimatikan, lalu dihidupkan
kembali. (QS A1Baqarah, 2 : 28)

Semoga gambar-gambar tersebut bisa mengingatkan pada kita agar selalu bersyukur atas nikmat dan rahmat yang telah diberikan oleh Allah, meskipun nikmat itu sangat kecil.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
*dari berbagai sumber

8 komentar:

  1. saking melekatnya lidah didalam rongga mulut, manusia tak merasa jikalau memilikinya. baru, setelah kena sariawan sedikit saja, "duuuh, makan apa-apa rasa gak enak, ya!"

    hak mutlak kuasa tuhan jika untuk menunjukkan kasih sayangnya harus melalui jalan 'dicabut kenikmatan'.

    kenikmatan itu sering kali baru berasa jikalau sudah tidak ada. jangan terlambat menyadari. syukurilah.

    BalasHapus
  2. cermin itu retak
    bingkai itu belah
    ku tak lagi mampu memilah
    wajahku tak nampak
    berdiri pun ku tak tegak

    sayapku lepas sebelah
    jiwaku tinggal setengah

    kutetap berjalan
    walau terasa goyah

    dua malaikat mungil menanti usapan
    dua kepala kecil merindu belaian
    dua jiwa menjerit uluran tangan

    tanganku kecil
    lenganku pendek
    tak kuasa kurengkuh segala
    hanya satu hal masih ku percaya
    ialah.... doa.....

    BalasHapus
  3. aku tak tahu apa kulakukan
    aku tak paham apa kujalankan

    yang ku coba tanamkan....

    aku ada karena hidup dan kehidupan

    BalasHapus
  4. Anonim4:35 PM

    hhhh..."mengerikan" melihat gambar2nya, jadi ingat Hasya, putri tercinta. Bersyukur dia sehat, lucu, cukup sandang pangan,sesuatu yg kadang luput sy syukuri. Setelah lihat poto diatas, betapa saya sangat bersyukur dgn apa yg sy peroleh. Taaaahhh...saya dah koment ya!

    BalasHapus
  5. abinahasya. makasih komennya....

    "Taaaaah sy dah koment", jiga dendam kitu ih...biasa aja kali....

    sy dah komen juga tuh di blogmu

    BalasHapus
  6. jika bersyukur nikmat bertambah, segala apa yang ada menjadi indah. "sungguh menakjubkan seorang mukmin. jika ia mendapat karunia ia bersyukur, jika ia mendapat musibah ia bersabar, jika ia tergelincir dosa segera istighfar. semua itu, kondisi apapun itu, berakibat turunnya kebaikan. kebaikan dan kebaikan. terus menerus tak putus putus hingga menghadap penciptanya."

    yang sanggup untuk senantiasa bersyukur hanya orang mukmin.

    so, besok sal ganti nama aja jadi 'mukmin' lengkapnya 'mukmin salwangga'. bisa gak ya???

    BalasHapus
  7. Salwangga, silahkan aja ganti nama. kan ntar sy dapet bubur merah-putihnya. hehehe....

    BalasHapus
  8. Anonim3:34 PM

    subhanalloh.... tetep produktif ya bund....!!!

    BalasHapus

Untaian kata darimu selalu kunantikan.