Selamat Datang Bagi Para Pecinta, yang Bersedia Menumbuh-Suburkan Cinta Demi Kedamaian di Dunia Ini!

Jumat, Maret 19, 2010

Wudu, Pemantik Cahaya di Wajah




“Sesungguhnya, umatku pada hari Kiamat dikenal sebagai ghurrah muhajallin (putih semua bagaikan anggota wudunya) dari bekas wudu, maka yang suka memperlebar putih mukanya, hendaklah dia melakukannya (berwudu).” (HR Bukhari dan Muslim)

Abu Khalid adalah seorang anggota tim nasional bola tangan Qatar. Dia datang ke Bosnia pada akhir 1992. Dia sangat menyukai tugas jaga (ribath). Dia biasa mengambil tugas jaga double shift selama empat jam di tengah cuaca yang dingin.

Di antara rekan-rekannya, Abu Khalid dikenal sebagai seorang mujahid yang sangat tawadhu dan saleh. Kulitnya hitam karena dia keturunan negro. Walau demikian, para mujahidin melihat cahaya pada wajahnya. Ada dua buah tanda bekas sujud di kening Abu Khalid akibat lamanya dia bersujud dalam shalat-shalat malamnya.

Suatu hari, dia pernah ditanya, “Kapan engkau akan kembali ke negaramu, Abu Khalid?”
Abu Khalid menjawab, “ Saya ingin syahid di sini!”

Abu Khalid pernah berkata kepada seorang mujahid, “Dulu, ketika di Qatar, saya telah membeli pakaian tempur untuk pergi dan berperang di Afghanistan. Akan tetapi, ibu saya mencegah kepergian saya. Tetapi, insya Allah, kali ini, dengan pakaian tempur yang sama, saya akan syahid di Bosnia.”

Sebelum sebuah operasi melawan Kroasia, saat menerima pembagian kelompok oleh pemimpin para mujahidin, dia berbisik kepada seorang mujahid di sampingnya, “Insya Allah, kali ini Allah akan mengambil saya menjadi seorang syahid.”

Kemudian dia melakukan perjalanan dengan mobil bersama lima orang mujahidin lainnya. Salah satunya adalah Wahiuddin Al Misri, pimpinan pasukan mujahidin. Mereka tersesat dan masuk sejauh tujuh kilometer ke dalam wilayah musuh. Pasukan Kroasia menembaki mereka dengan senjata anti pesawat hingga mobil mereka terpental enam meter ke udara. Semua mujahidin di dalamnya keluar dan bertempur hingga mendapatkan mati syahid.

Dua bulan kemudian, saat jenazah mereka dikembalikan, para mujahidin dapat mengenali mereka, kecuali jenazah Abu Khalid Al Qatari. Jenderal Bosnia yang mengantarkan para jenazah mengeluarkan jenazah yang terakhir. Jenazah itu berkulit putih dan wajahnya juga berwarna putih. “Ini saudara kalian yang terakhir.”

Para mujahidin mengatakan, “Ini bukan saudara kami. Saudara kami punya kulit yang hitam.”

Para mujahidin pun memeriksa lebih lanjut jenazah itu. Mereka membuka bajunya dan menemukan bahwa dari bagian leher ke bawah, kulit jenazah itu berwarna hitam. Kemudian mereka membuka lengan bajunya dan menemukan bahwa dari siku ke atas, kulit jenazah itu berwarna hitam, sedangkan pada bagian lengan dan tangannya berwarna putih.

Kemudian mereka menggulung celana panjangnya dan menemukan bahwa kakinya berkulit putih, tetapi dari tumit ke atas berwarna hitam. Salah satu mujahid yang menyaksikan berkomentar bahwa sesuai dengan hadits Rasulullah saw. tentang ciri-ciri orang beriman pada hari Kiamat ialah bahwa anggota tubuh mereka yang dibasuh air wudu akan bercahaya. Demikianlah yang terjadi pada jenazah Abu Khalid Al Qatari. Semoga Allah Swt. menerimanya di antara barisan para syuhada. (Dikutip dari buku Biografi dan Karomah Syuhada Jihad Bosnia)

2 komentar:

  1. Subhanallah matur nuwun mbak untuk pencerahanya...Jika kita punya Allah kita punya segalaNya

    BalasHapus
  2. ani....
    sama2. Betul banget. klo Allah ada di hati kita, kita akan tenang dan tidak membutuhkan apa2 lagi. semoga kita selalu mengingat dan mencintai Allah setiap saat. Amiiin.

    BalasHapus

Untaian kata darimu selalu kunantikan.