Selamat Datang Bagi Para Pecinta, yang Bersedia Menumbuh-Suburkan Cinta Demi Kedamaian di Dunia Ini!

Kamis, Oktober 29, 2009

Aku Takpantas Mendampingimu, Mas!



Sering, niat tulus membahagiakan pasangan tidak mampu kita lakukan karena suatu hal. Sampai di satu titik yang membuat kita merasa takpantas lagi mendampingi pasangan hidup kita. Lalu, kita memilih untuk mundur. Namun, tanpa disadari ternyata tindakan ini justru semakin menyakiti pasangan kita.


“Pergi kalian!” usir Lani pada kru acara “Realigi”, sebuah drama reality di sebuah TV swasta.

“Saya kan sudah bilang mundur dari acara kalian. Biarkan saya mati. Saya nggak mau hidup menjadi beban bagi keluarga saya, bagi suami saya. Saya ingin mereka semua bahagia tanpa terbebani oleh saya. Kalau saya mati, suami saya ‘kan bisa nikah lagi. Saya juga ingin suami saya bahagia.” Ungkap Lani penuh emosi.

Kondisi ini tentu membuat semua kru panik dan mencoba dengan berbagai cara untuk mendekati Lani dan membujuknya turun dari pinggiran loteng tempatnya berdiri. Namun, Lani seperti tidak bergeming meski untuk bunuh diri pun sepertinya tidak punya nyali.

Kru “Realigi” terus berusaha menjaga agar Lani, klien mereka, tidak terjun ke bawah untuk bunuh diri. Maklum, saat itu Lani berada di area parkir sebuah gedung bertingkat di Jakarta.

Beberapa menit kemudian, suami Lani yang memang sudah dikontak oleh tim “Realigi” datang ke tempat itu. Dia mencoba mendekati istrinya dan membujuk dengan penuh hati-hati agar dia mau turun dari loteng itu. Sekali terjun ke bawah, kemungkinan besar nyawa Lani bakal melayang, kecuali mendapat mukjizat dari Penciptanya.

“Lani, kamu jangan nekad! Saya sayang kamu, Lani. Saya nggak mau kehilangan kamu.” bujuk suaminya sambil terus mendekati Lani dan meraih tangan istrinya, lalu memaksanya turun.

“Aku nggak pantas lagi jadi istri Mas! Aku nggak pantas mendampingimu, Mas!” ungkap Lani setelah berhasil diturunkan.

Lani membuka penutup rambutnya hingga terlihat rambutnya yang mulai botak karena rontok. “Aku sakit kanker payudara, Mas,” Lani terus menangis dalam dekapan suaminya.

Yusuf, suami Lani memeluk Lani erat untuk menguatkan istrinya, “Saya sayang kamu, Lani. Kita hadapi bareng. Saya janji akan mendampingimu.”

Lani terus menangis dalam dekapan suaminya. Semoga itu merupakan tangis bahagia bagi Lani dan suaminya.

Sebuah ending yang indah. Padahal sebelumnya Lani meminta bantuan kepada tim “Realigi” karena permasalahan rumah tangga yang dianggapnya mulai meruncing. Suaminya jarang pulang dan lebih sering tinggal di rumah ibunya yang memang tinggal sendirian. Sementara dia pernah melihat suaminya jalan bareng sama Intan, teman dekat Lani. Ternyata, Yusuf mendekati Intan justru untuk mencari tahu permasalahan yang dihadapi Lani karena dia tidak mau jujur kepada suaminya sendiri.

Seperti cerita sinetron, seorang yang mengidap penyakit kanker takmau jujur kepada pasangan hidupnya karena tidak ingin menyakitinya. Dia pikir, kalau suaminya tahu penyakitnya, dia akan menjadi beban bagi suaminya. Atau mungkin dia takut ditinggalkan oleh suaminya karena penyakitnya ini. Sebuah dilema yang dalam, sementara di sisi lain dia harus berjuang sendiri melawan penyakitnya ini.

Hal inilah yang membuat Lani sering menyendiri di loteng gedung bertingkat itu. Mungkin ada keinginan untuk menghilangkan eksistensi dirinya di dunia ini, tapi dia tidak sepenuhnya memiliki keberanian untuk melakukannya. Mungkin takut dosa, takut merasakan sakitnya sakaratul maut, dan sebagainya. Bersyukurlah niat bunuh diri itu tidak pernah benar-benar dilakukannya.
***

Permasalahan seperti Lani mungkin saja sebenarnya banyak terjadi di masyarakat kita, hanya dalam bentuk yang berbeda. Seseorang yang mencintai pasangannya pasti ingin membahagiakan pasangannya. Tapi, karena satu hal kadang keinginan itu sulit terwujud. Sampai di satu titik yang membuatnya merasa takpantas lagi mendampingi pasangan hidupnya. Lalu, dia memilih untuk mundur. Namun, tanpa disadari, ternyata tindakannya ini justru semakin menyakiti pasangannya meski niat awalnya adalah demi kebaikan dan kebahagiaan pasangan. Padahal, kalau mau jujur, mungkin pasangan hidup kita justru akan berempati dan membantu mensupport kita. Meski ada kemungkinan malah akan meninggalkan kita. Mungkin, resiko kedua inilah yang membuat kita cenderung tidak mau mengakui kekurangan/permasalahan diri kita kepada pasangan.

Mungkin lagunya Drive sedikit mewakili suasana hati yang seperti ini.

Semakin kumenyayangimu
Semakin ku harus melepasmu dari hidupku
Takingin lukai hatimu lebih dari ini…
Kita takmungkin terus bersama…

Semoga Allah memberi kita kesempatan untuk mampu membahagiakan pasangan hidup yang kita cintai. Amin. @

Jumat, Oktober 23, 2009

Rindu Suasana Religi


Ya Allah, Ampuni kekhilafan hati hamba
Ampuni hamba yang telah salah mengarahkan cinta ini

Ya Allah, bimbing hamba agar mencintai-Mu
Dan mencintai orang-orang yang mencintai-Mu
Allah… kumpulkan hamba bersama orang-orang yang mencintai-Mu
Satukan hamba bersama orang-orang yang mencintai syariat-Mu

Ya Allah, berikan hamba kenikmatan dalam cinta kepada-Mu
Cinta yang tidak akan membuat seorang hamba menyesal
Berikan hamba kenikmatan dalam beribadah kepada-Mu
Kenikmatan saat bersujud di atas sajadah-Mu
Kenikmatan dalam tangis taubat kepada-Mu
Kenikmatan dalam melantunkan ayat-ayat-Mu
Kenikmatan dalam berzikir menyebut Asma-Mu
Kenikmatan dalam beramar makruf nahyi mungkar
Seperti membuat pagar emas di surga-Mu

Ya Allah…
Satukan hamba di surga kelak bersama orang-orang yang mencintai-Mu
Ya Allah….
Berlebihankah jika hamba ingin dipertemukan dengan-Mu dan Rasul-Mu kelak?
Ya Allah….
Puaskan rindu ini dalam peluh cinta-Mu.


Kiara Condong, 22 Oktober 2009

Kamis, Oktober 22, 2009

Cinta Sepasang Merpati


Ada merpati betina yang menjadi idola banyak pejantan merpati. Bulunya yang putih bersih dan lincah mengembang indah saat terbang, menjadi pesona yang begitu menggoda di mata para pejantan. Setiap ia berjalan, terbang dan hinggap di suatu tempat, selalu menjadi pusat perhatian para pejantan merpati. Tidak sedikit para pejantan merpati yang secara agrasif mendekati dan menggodanya, tapi Merpati Betina ini tidak bergeming, apalagi untuk menjadikan mereka sebagai pendamping hidupnya.

Suatu saat ia sedang berada di suatu tempat bersama ayahnya. Seperti biasa, di sana pun ia menjadi pusat perhatian banyak pejantan merpati. Tapi, matanya yang indah dan menjadi daya tarik tersendiri ini hanya tertuju pada sesosok Pejantan Merpati yang sedang duduk sendiri di sudut ruangan. Tidak seperti pejantan lain yang langsung antusias memerhatikan dirinya begitu ia lewat di hadapan mereka, pejantan yang satu ini nampak hanya duduk diam dan terpekur di sudut ruangan tanpa sedikit pun menoleh ke arah Merpati Betina ini.

“Mengapa pejantan yang satu ini tidak seperti pejantan lain yang langsung terpesona begitu melihatku?” batin Merpati Betina.

Sikap dingin Pejantan Merpati ini membuatnya terusik dan terus memikirkannya.

Merpati Betina ini pun berkata kepada ayahnya, “Ayah, nikahkan aku dengan Pejantan Merpati yang sedang duduk sendiri di sudut ruangan sana! Aku hanya ingin menikah dengannya.” Merpati Betina menunjuk ke arah Pejantan Merpati di sudut ruangan.

Singkat kata, menikahlah Merpati Betina ini dengan Pejantan Merpati pujaannya. Hari pertama menikah, Pejantan Merpati yang sudah sah menjadi suaminya ini nampak kaku dalam bersikap kepadanya. Sifatnya yang pendiam terkesan semakin dingin.

“Mungkin karena pengantin baru, makanya suamiku masih malu-malu,” pikir Merpati Betina.

Ia mencoba bersabar menunggu luapan cinta dari suaminya. Berhari-hari, berminggu-minggu menunggu perubahan suaminya, tapi perubahan itu tidak pernah kunjung datang menghampiri hari-harinya. Lelah menanti, membuat keraguan muncul di hati Merpati Betina.

“Mungkinkah sikap dinginnya ini karena dia tidak mencintaiku?” batin Merpati Betina kecewa.

Lalu, muncul niat di hati Merpati Betina untuk menguji sejauh mana ketulusan cinta suaminya ini, apakah di hatinya ada cinta untuknya atau tidak. Ia pun pergi meninggalkan rumah. Ia terbang sejauh mungkin. Angin yang bertiup sangat kencang membawanya melewati tujuh laut dan tujuh samudra hingga ia terdampar di suatu pulau. Dengan tubuh yang lelah, berada di tempat yang sangat jauh membuatnya rindu kepada suaminya.

“Apakah suamiku akan mencari dan menjemputku pulang,” batin Merpati Betina penuh harap.

Sehari, dua hari, tiga hari, ia terus berharap kehadiran suaminya. Akan tetapi, suaminya tidak kunjung datang menjemputnya. Ia pun sempat berfikir, “Mungkin suamiku memang tidak pernah mencintaiku.”

Meski kecewa, tapi ia masih terus menunggu kehadiran suaminya sambil beristirahat untuk memulihkan tenaganya.

Di hari kelima, tiba-tiba angin kencang melanda pulau itu. Angin yang begitu kencang ini ternyata membawa terbang sesosok merpati lain dan mendamparkannya di pulau itu. Merpati itu nampak begitu kelelahan, bulu-bulunya banyak yang rontok karena tiupan angin. Merpati Betina itu pun memerhatikan dengan seksama siapa sosok merpati yang baru saja terdampar di pulau itu. Setelah beberapa saat melihat dengan teliti, ternyata wajah merpati itu mirip dengan suaminya. Tapi, ia sedikit ragu karena penampilannya sangat berantakan sehingga wajahnya nyaris sulit dikenali.

Meski keraguan itu mendominasi hatinya, tapi ia mencoba untuk memanggil sosok merpati itu dengan nama suaminya. Ternyata sosok itu menoleh ke arahnya. Setengah tidak percaya, mata Merpati Betina memancarkan sinar bahagia.

“Kamu benar-benar suamiku?” tanya Merpati Betina masih ragu.

“Iya, aku suamimu,” kata Pejantan Merpati yang langsung mengenali sosok istrinya.

Hati Pejantan Merpati pun dipenuhi kebahagiaan yang membuncah, tapi sikapnya tetap lempeng, seolah tidak menunjukkan rona bahagia.

“Kau datang untuk menjemputku, suamiku?” tanya Merpati Betina seolah takpercaya.
“Iya, sayang. Aku datang untuk menjemputmu karena aku mencintaimu,” jawab suaminya.

Dia menyebutku sayang…. Dia bilang mencintaiku….apa aku tidak salah dengar? Apakah ini nyata, bukan mimpi? Batin Merpati Betina begitu bahagia.

“Tapi, selama ini kau tidak pernah menunjukkan rasa cintamu kepadaku sampai membuatku berfikir kalau kau memang tidak pernah mencintaiku. Itulah yang membuatku sengaja pergi meninggalkanmu, sekadar untuk menguji seberapa besar cintamu kepadaku. Akhirnya kau datang juga menjemputku,” kata Merpati Betina mengungkapkan segala kegundahan hatinya selama ini.

“Kalau kau tanya seberapa besar cintaku kepadamu. Aku hanya bisa bilang kalau cintaku kepadamu hanya sekotak kecil di dalam hatiku.”

Deg. Hati Merpati Betina berdegup kencang. “Hanya sekecil itukah cintanya kepadaku setelah aku berikan cinta yang begitu besar untuknya, setelah aku mengosongkan hatiku sekian lama hanya untuk cintanya meski banyak pejantan lain yang mendambakan cintaku,” batin Merpati Betina sedih.

“Tenang istriku,” ungkap Pejantan Merpati melihat kesedihan di wajah istrinya.

“Kotak besar yang lain aku sediakan untuk Sang Khalik yang menciptakan diriku. Tapi, di dalam sekotak kecil itulah aku tampung segala perasaanku. Saat aku sedih, aku datang ke kotak kecil itu. Saat aku bahagia pun aku datang ke kotak kecil itu untuk berbagi kebahagiaan. Kau tahu wahai istriku, seberapa luas kotak kecil itu? Kotak kecil itu adalah seluas tujuh samudra yang baru saja aku seberangi. Itulah gambaran cintaku kepadamu, sayangku. Itulah sebabnya mengapa aku rela melewati tujuh laut dan tujuh samudra hanya untuk menjemputmu. Berhari-hari aku mencarimu hanya karena aku tidak ingin kehilangan dirimu.” kata Pejantan Merpati penuh perasaan.

Merpati Betina pun merasa terharu, takterasa bulir air mata bahagia mulai menggenang di matanya yang indah. Ia pun menghambur ke dalam pelukan suaminya.

“Suamiku, akulah seorang istri yang paling berbahagia karena memiliki suami yang begitu mencintai. Dalam diam dan sikap dinginmu selama ini, ternyata kau menyimpan rasa cinta yang begitu dalam.”

Mereka pun larut dalam haru dan cinta yang dalam. (TAMAT)

(Seperti diceritakan dr. Tauhid Nur Azhar dalam sebuah acara buka bersama dengan kru Tabloid MQ di MQ CafĂ©, tahun 2006)….dr. Tauhid, terima kasih untuk inspirasinya.


Meski cinta hadir di hati kita begitu dalam, ternyata tetap perlu diungkapkan. Bukan lewat kata-kata manis seperti seorang pembual yang menjual dagangannya. Ungkapan cinta bisa dengan kata-kata sederhana, mungkin hanya kata “I Love U”, tapi terungkap dari ketulusan hati yang paling dalam. Berani mencintai, harus berani mengungkapkan.

Cinta memang tidak harus memiliki, tapi kau takkan mungkin bisa memiliki cintamu kalau kau takpernah mengungkapkan perasaan cinta kepada kekasih hatimu.

Mungkin ada yang bilang kalau cinta tidak harus diungkapkan dengan kata-kata, bisa lewat sikap dan perhatian kepada kekasih hati kita. Tapi, realitanya cinta tetap membutuhkan legalitas. Maka, “kata cinta” adalah gerbang menuju legalitas cinta.


NB; Tulisan ini saya dedikasikan untuk all kru MQ Media, Bandung dan orang-orang yang mengenalku. Kembangkanlah terus cinta dan kasih sayang di antara kita. Semoga tali silaturahmi kita tidak akan putus dan terus terulur hingga ke surga kelak. Amin.

Selasa, Oktober 06, 2009

99 Bisnis Modal di Bawah 10 Juta


Judul :99 Bisnis Modal di Bawah 10 Juta
Penulis :Indah Ratnaningsih, Nurul Hidayati
Penerbit :Penebar Plus, Jakarta
Tahun Penerbitan :2009
Jumlah Halaman :360 bw
Dimensi (LxP) :14 x 20
No ISBN :978-979-3927-91-6

Modal besar tidak menjamin bisnis sukses, apalagi kalau tidak didukung dengan manajemen dan pemasaran yang bagus. Sebaliknya, meskipun berbekal modal kecil, bila dibangun dengan kerja keras dan keuletan, modal pun akan berkembang besar. Lalu, bisnis apa saja yang cocok bagi Anda calon pebisnis yang hanya bermodal kurang dari 10 juta rupiah?

Nah, buku 99 Bisnis Modal Kurang dari 10 Juta Rupiah ini akan memberikan informasi bagi Anda mengenai jenis-jenis bisnis yang bisa Anda lakukan, seperti memulai bisnis, mengatasi hambatan strategi bisnis yang baik, serta perhitungan analisis bisnis. Tidak lupa juga beberapa kisah sukses para entrepreneur yang memulai bisnis dengan modal di bawah Rp 10 juta yang niscaya bisa menjadi motivasi tersendiri. Semoga buku ini bisa menginspirasi Anda yang ingin mengubah hidup dari tanpa karya menjadi berkarya, dari pekerja menjadi pengusaha. Semoga sukses!

Senin, Oktober 05, 2009

Tafakur pada Bencana di Negeri Ini




Rentetan peristiwa bencana alam yang bertubi-tubi menimpa bangsa Indonesia, terutama yang terjadi akhir-akhir ini, selain mengundang kepedulian kita, juga patut menjadi bahan tafakur bagi kita.

Sebuah sumber mencatat waktu gempa yang terjadi di negeri ini. Gempa di Tasik terjadi pukul 15:04, gempa di Padang terjadi pukul 17:16, gempa susulan pukul 17:58, keesokan harinya gempa menimpa Jambi pada pukul 08:52.
Jika kita cocokkan jam tersebut dengan surat dan ayat Al Quran, ternyata ayat-ayat tersebut mencatat tentang bencana sebuah negeri.

Q.S. Al HIjr , 15;4 (gempa di Tasik)
Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeri pun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan.
Q.S Al Isra’, 17; 16 (gempa di Padang)
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.
Q.S Al Isra’, 17; 58 (gempa susulan)
Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami adzab (penduduknya) dengan adzab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lohmahfuz).
Q.S. Al Anfal, 8;52 (gempa di Jambi)
(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya, Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.

Semoga semua itu mampu mengingatkan dan membuka mata hati kita semua untuk bertobat dan memperbaiki diri. Amin.

Sebagai renungan tambahan, lagunya Ebiet G. Ade ini mungkin bisa pula menjadi pengingat akan kelalaian kita sebagai manusia.


Berita Kepada Kawan

Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk di sampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan
Oohoo…. Oohoo…. oo

Tubuhku terguncang di hempas batu jalanan
Hati tergetar menapak kering rerumputan
Perjalanan ini pun seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih
Oohoo…. Ohooo…. ooo

Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya telah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang, kepada ombak, kepada matahari
Tetapi semua diam, tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku melihat langit

Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanah ku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Oohoo …. Oohoo…. ooo


Kamis, Oktober 01, 2009

99 Bisnis Pensiunan



oleh: Indah Ratnaningsih & Sigit Rais
> Bisnis, Manajemen & Keuangan » Keuangan & Investasi Pribadi dan Professional

List Price : Rp 43.000
Your Price : Rp 36.550 (15% OFF)

Penerbit :Penebar Swadaya
Edisi :Soft Cover
Tgl Penerbitan :2009-09-07
Bahasa :Indonesia

Ukuran :140x200x0

Sinopsis Buku:

Anda sudah atau akan pensiun? Tidak memiliki kegiatan? Mengapa tidak memanfaatkan masa pensiun untuk berbisnis? Masa pensiun bisa dihabiskan dengan cara kreatif guna mengisi kocek Anda. Jika Anda jeli banyak sekali peluang bisnis yang bisa digeluti. Di sini, Anda akan mengetahui bahwa ada 99 peluang bisnis yang bisa digeluti di masa pensiun. Ada juga info-info penting lainnya yang akan menuntun Anda untuk memulainya. Mulai dari prospek bisnis, langkah memulainya, pemasaran dan promosi, hingga analisis usahanya. Tak ketinggalan kisah sukses para pebisnis selama pensiun yang dapat memberi inspirasi Anda.