Selamat Datang Bagi Para Pecinta, yang Bersedia Menumbuh-Suburkan Cinta Demi Kedamaian di Dunia Ini!

Senin, Oktober 05, 2009

Tafakur pada Bencana di Negeri Ini




Rentetan peristiwa bencana alam yang bertubi-tubi menimpa bangsa Indonesia, terutama yang terjadi akhir-akhir ini, selain mengundang kepedulian kita, juga patut menjadi bahan tafakur bagi kita.

Sebuah sumber mencatat waktu gempa yang terjadi di negeri ini. Gempa di Tasik terjadi pukul 15:04, gempa di Padang terjadi pukul 17:16, gempa susulan pukul 17:58, keesokan harinya gempa menimpa Jambi pada pukul 08:52.
Jika kita cocokkan jam tersebut dengan surat dan ayat Al Quran, ternyata ayat-ayat tersebut mencatat tentang bencana sebuah negeri.

Q.S. Al HIjr , 15;4 (gempa di Tasik)
Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeri pun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan.
Q.S Al Isra’, 17; 16 (gempa di Padang)
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.
Q.S Al Isra’, 17; 58 (gempa susulan)
Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami adzab (penduduknya) dengan adzab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lohmahfuz).
Q.S. Al Anfal, 8;52 (gempa di Jambi)
(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya, Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.

Semoga semua itu mampu mengingatkan dan membuka mata hati kita semua untuk bertobat dan memperbaiki diri. Amin.

Sebagai renungan tambahan, lagunya Ebiet G. Ade ini mungkin bisa pula menjadi pengingat akan kelalaian kita sebagai manusia.


Berita Kepada Kawan

Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk di sampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan
Oohoo…. Oohoo…. oo

Tubuhku terguncang di hempas batu jalanan
Hati tergetar menapak kering rerumputan
Perjalanan ini pun seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih
Oohoo…. Ohooo…. ooo

Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya telah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang, kepada ombak, kepada matahari
Tetapi semua diam, tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku melihat langit

Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanah ku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Oohoo …. Oohoo…. ooo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untaian kata darimu selalu kunantikan.